Sepak Bola menjadi Sarana Belajar Pendidikan Karakter

pendidikan karakter

Modernis.co, Malang – pendidikan di Indonesia sekarang hanya fokus pada akademik, sehingga lulusan lulusan yang dihasilkan cerdas dari segi ilmu pengetahuan dengan karakter yang kurang baik. Salah satu usaha yang yang dilakukan pemerintah dalam membentuk dan membina karakter bangsa melalui pendidikan karakter. Pendidikan karakter tidak hanya dilakukan di rumah tetapi sangat penting untuk dilakukan di sekolah melalui ekstrakurikuler.

Pendidikan karakter merupakan bentuk kegiatan manusia yang di dalamnya terdapat suatu tindakan yang mendidik diperuntukkan bagi generasi selanjutnya. Pendidikan karakter adalah suatu sistem pendidikan yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai karakter tertentu kepada peserta didik yang di dalamnya terdapat komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, serta tindakan untuk melakukan nilai-nilai tersebut.

Pendidikan karakter (character education) sangat erat hubungannya dengan pendidikan moral dimana tujuannya adalah untuk membentuk dan melatih kemampuan individu secara terus-menerus guna penyempurnaan diri kearah hidup yang lebih baik. Menurut Elkind, pengertian pendidikan karakter adalah suatu metode pendidikan yang dilakukan oleh tenaga pendidik untuk mempengaruhi karakter murid.

Kita sering melihat tayangan dari televisi, YouTube, Twitter dan media-media sosial lain sebagainya. Kita bisa belajar bahwa sepakbola bukan sebatas olahraga, tapi juga menjadi sarana penanaman karakter.

Dalam mata pelajaran Pendidikan jasmani olah raga dan kesehatan, guru juga dapat memberikan penguatan karakter pada peserta didiknya. Misalnya melalui permainan yang diajarkan oleh guru. Ada banyak jenis permainan yang dapat dijadikan sarana untuk membentuk dan memperkuat karakter anak. Salah satunya adalah permainan  sepak bola. Permainan ini dilakukan secara berkelompok sehingga membutuhkan kedisiplinan, kejujuran dan kerjasama tim yang solid agar dapat berhasil mengalahkan lawan.

 Melalui permainan ini, guru dapat menanamkan karakter kejujuran, kedisiplinan dan kerjasama pada diri anak.Contoh kasus, padasaat permainan sepak bola ada siswa melakukan tindakan yang mencerminkan karakter tidak baik seperti melakukan kecurangan  men-tackle siswa lain secara agresif sehingga menyebabkan cedera pada pemain yang bersangkutan. Contoh lain siswa cenderung tidak disiplin dan mengabaikan teman ketika permainan berlangsung sehingga kerjasama tidak terjalin dengan baik dan berujung pada kekalahan.

Pendidikan karakter yang ada dalam ekstrakurikuler sepak bola yaitu: religius, disiplin, jujur, toleransi, menghargai prestasi. Bersahabat atau komunikatif, kerja keras, kerjasama tim, cinta damai dan tanggung jawab. Pelaksanaan pendidikan karakter melalui ekstrakurikuler sepakbola yaitu menggunakan strategi: pemberian pengarahan, pemberian keteladanan, pembiasaan diri, dan hukum.

kita mengenal sejumlah karakter yang benar-benar berbeda. Misalnya, Ricardo Kaka dengan tipe yang tenang dan setia, Roy Keane yang terkadang sulit menyembunyikan amarahnya, hingga Zlatan Ibrahimovic yang narsis juga humoris.

Dari sepakbola, kita juga tahu mana yang setia, mana yang gemar gonta-ganti pasangan. Hal ini memberi pemahaman di alam bawah sadar bahwa seorang pemain lekat dengan karakter yang ia bangun sendiri. Benarkah demikian?

Michael Austin, Profesor Filsafat dari Universitas Eastern Kentucky berharap bahwa keterlibatan anak-anak di sepakbola dan olahraga lain, dapat membantu membangun karekter mereka dalam cara yang positif. Ini ditunjukkan dalam bentuk bekerjasama dengan orang lain, bekerjasa untuk tujuan yang sama, merespons kekalahan dan kemenangan dengan tepat, dan tumbuh dalam kebajikan seperti keberanian, kerendahan hati, kesabaran, dan ketekunan.

Namun, sepakbola juga terkadang menghadirkan jalan lain yang dipandang negatif. Saat ini, sering terdengar bintang yang terlibat dalam obat-obatan terlarang, penyerangan seksual, menggunakan doping, hingga perangai buruk kepada pelatih dan orang tua. Michael menyebut bahwa sebagai orang tua, penting untuk mengembangkan anak-anak mereka untuk memiliki karakter yang baik ketimbang karakter yang kuat.

 Seseorang dengan karakter yang baik akan memiliki kebajikan yang penting sebagai pengambil keputusan dalam setiap masalah yang ia hadapi. Kebajikan bukan hanya tentang perilaku, tapi juga soal intelektual dan emosional. Pendidikan yang semestinya menjadi motor ”perbaikan” sekaligus ”pembentukan” karakter  justru mengalami kegagalannya. Meskipun mengalami kegagalan, pendidikan masih menjadi sarana yang paling efektif untuk membentuk karakter dalam diri masyarakat Indonesia yang sesungguhnya.

Reorientasi pendidikan dengan mendorong peran pemerintah lebih optimal serta revitalisasi pendidik merupakan langkah awal yang harus ditempuh untuk menjadikan pendidikan sebagai motor perbaikan dan pembentukan karakter . Pendidikan jasmani  merupakan sebuah tawaran solutif atas implementasi pembelajaran yang berlansung baik secara otak dan otot melalui ranah koknitif,afektif dan sikomotor yang selama ini telah menyebabkan pendidikan terdikotomi dan parsial.

Misalnya olahraga sepakbola yang mungkin bisa mewujudkanya di tinjau dari aspek apapun olahraga sepakbola merupakan olahraga yang bisa mempersatukan ras,suku,budaya,adat istiadat dan keyakinan berupa agama,.

Oleh : Sudirman (Mahasiswa Prodi Pendidikan Agama Islam UMM)

Universitas Muhammadiyah Malang

editor
editor

salam hangat

Related posts

Leave a Comment